Hari ini diawali dari berangkat ke kampus jam 7 pagi. Bukan buat kuliah tapi mengikuti pelatihan jurnalistik di kedaulatan rakyat. Perut keroncongan tapi semangat masih menyala. Hem beneran kaya masuk kulkas, di ruangan ber AC dari jam 8 pagi sampai jam 1/2 6 sore. Untung gak sampai masuk angin.. hehe dasar orang desa. Tapi aku bangga kok jd orang ndeso.. hihihi.
Pelatihan jurnalistik ini merupakan satu bagian dari rencana penerbitan swara kampus pada harian kedaulatan rakyat. Swara kampus akan menjadi hal baru dari koran KR yang lebih mengupas permasalahan-permasalah kampus dengan sudut pandang dan gaya penulisan yang tidak kaku dan lebih anak muda. Pelatihan ini diikuti 3 universitas di Jogja yaitu UII, UNY, UGM dengan masing2 mengrim 10 peserta. Kebetulan dari UNY 6 orang berasal dari fenomena. Hem...
Sorenya peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar, yang memegang tiap rubrik di swara kampus. Kebetulan aku kebagian Liput alias liputan utama. Duweng....., berat kali. Setelah itu dibagi lagi menjadi 4 dengan tiap kelompok terdiri dari 3 orang. Dan kebetulan kelompokku semuanya berasal dari UNY. Dan tema yang harus kami liput adalah mengenai siapa yang pantas menerima berasiswa. Hem..., puyeng dah saat tahu narasumber yang harus diwawancarai adalah Pembantu Rektor 3 UGM, UII, dan UNY. Okeh teman-teman.., kita harus semangat.. Tunjukkan kita bisa. haahaha.. lebay bener dah.
Pulang dari pelatihan masih capek.., lemes perut keroncongan, tapi langsung meluncur ke molioboro. Asyik..., liat jogja java carnival. Eith..., meski aku gak bilang tapi aku mandi dulu loh di rumah.. hehe. Beneran gilaaaa..., macet. dimana-mana parkir penuh, ampe perlu waktu 1 jam buat parkirin motor. Huuff... perjuangan bener. Setelah itu penderitaan belum berakhir. Dari tempat parkir kita (aku dan mbak hera. kita berdua doang karena mbak awa akhirnya pulang karena tertinggal dan emang gak ada yang mau dan bisa diajakin) mencari tempat yang strategis dan nyaman bwt liat carnaval. And you know what..., jalannya penuh.., sumpek ampe berdesak-desakan layaknya ngantri membagian zakat. Napas sesek, badan kehimpit, didorong dari belakang. Huh..., kagak enak banget. Untungnya dah persediaan minum dari rumah..
Setelah berjuang dan berusaha sekuat tenaga mencari tempat akhirnya kami menyerah dan hanya melihat dipinggir jalan menuju alun-alun (rencananya mau ke alun2 nya). Kami udah cukup puas kok.. hehehe maksa banget. Hem alun2 kayak lautan manusia.. berjubel bgt.
0 komentar:
Posting Komentar