sepatu kets

Siapa sih wanita (atau lebih tepatnya kusebut gadis ?) yang tidak ingin menikah. Buat banyak wanita, umur 26 mungkin menjadi saat dimana mereka asik membangun karir dengan didampingi kisah romansa. Tapi tidak sedikit yang sudah menikah, dan bahkan punya anak. Nyatanya banyak, Dan entah sejak kapan aku mulai gelisah begini. Setiap mendengar ada teman atau kenalan yang akan menikah, justru rasa sedih tiba-tiba datang. When will I ? Apalagi sejak ibu semakin gencar memberi sinyal2 kalau aku harus segera, secepatnya menikah. Tidak kupungkiri kalau itu menjadi beban buatku. Apalagi sudah dua kali ibuku mencoba menjodohkan ku. But hasilnya 0. Gak ada yang cocok. I want to try, mencoba menjalaninya. Akan sampai tahap mana hubungan dari perjodohan itu. Tapi aku juga tidak mau memaksakan diri untuk seseorang yang kurasa sudah gak cocok dengan pemikiranku.
Hari ini aku merasa down lagi. Setiap hal itu terjadi, biasanya aku akan mendengarkan lagu2 penyemangat, dan self esteem affirmation yang memang sudah kupunya sejak masa super downku dulu. Weel its kinda work, meski masih down juga. Alasan kenapa aku down tidak lain dan tidak bukan adalah karena cerita adek angkataku di oragnisasi kemahasiswaan dulu yang akan segera menikah. Damn its happen again. Gak adakah laki-laki yang tertarik padaku ? Maksudku bukan sembarang laki-laki, tapi laki-laki yang juga bisa menarik pertahianku.
Sepertinya aku harus merevisi wishlist tahun ini. "Already with someone" (CORET). Harusnya kuganti dengan "Menikah sebelum 30". Rasanya itu lebih realistis. Mungkin tahun ini aku harus memataskan diri dulu.. Ya.. kalau sedang down, biasanya aku jadi lebih religius. Tapi memang benar sih, Tuhan akan mempertemukan dengan jodohmu, ketika kamu sudah siap dan pantas untuknya. Jadi kalau belum dipertemukan juga, berarti kamu belum siap dan belum pantas. Maka pantaskanlah dirimu menjadi calon pacar, calon istri, dan calon ibu. Yup itu mantra terbaruku kalau aku lagi down gara-gara jodoh dan nikah.

yah saya gelisah... gelisah dengan apa yang harus saya lakukan setelah saya lulus. Dunia kerja adalah hal baru dan terlihat begitu menyeramkan untuk saya saat ini. What i have to do ?

Who am i ? i am a bad person, bad friend. Saya orang yang buruk. Maaf kan saya, tidak bisa menjadi teman yang baik. Hari ini aku tidak bisa datang dan ikut merayakan wisuda kita teman. Bukan aku tidak mau, tapi keadaan memaksaku untuk tidak datang. Siapa sih aku ? mahaiswa baru lulus yang tidak punya pekerjaan = tidak punya uang. Bukan aku tidak mau keluar uang, tapi aku benar2 belum punya saat ini. Tidak enak rasanya jika harus meminta uang ada orang tua, yang saat ini pun sedang perlu uang. Maaf.., sungguh maafkan saya. Saya janji akan mentraktir kalian sesuatu, jika keadaan memungkinkan, jika uang mengajar les saya sudah turun. Tapi untuk saat ini, saya benar2 belum bisa. Maafkan saya juga tdak bisa menceritakan hal ini pada kalian. Malu ? yah mungkin saja saya malu, karena tidak bisa membuat kalian senang. Kalian selama ini sudah menjadi teman yang baik, dan saya berharap tidak akan berubah hanya karena hal ini. Maaf...